Anda Pengunjung ke-

Monday, March 17, 2008

1. Pola Tanam dan Tumpang Sari

Usaha tani kakao selalu menghadapi risiko kegagalan panen akibat serangan hama dan penyakit serta kondisi musim yang tidak mendukung produksi. Fluktuasi harga biji juga kadang-kadang menyebabkan pekebunan kaka menderita kerugian besar. Laju peningkatan faktor input yang pelan tetapi pasti, suatu saat tidak bisa diimbangi oleh peningkatan harga jual produk. Konsekuensinya adalah pekebunan kakao menyesuaikan penggunaan faktor input pada tingkat yang optimal. Padahal tingkatan ini berisiko menurunkan kesehatan tanaman dan tingkat produksi.


Risiko kegagalan usaha tersebut dapat ditekan dengan menerapkan diversifikasi (penganekaragaman) tanaman. Dalam budi daya kakao, peluang melakukan diversifikasi horisontal cukup luas karena tanaman ini toleran terhadap penaungan. Pemakaian pohon naungan yang produktif serta tanaman sela yang tepat merupakan bentuk diversifikasi yang sebaiknya dikembangkan.


Satu-satunya cara meningkatkan produktivitas di lahan kering adalah dengan tumpang sari (intercropping). Tumpang sari menjamin berhasilnya penanaman menghadapi iklim yang tidak menentu, serangan hama dan penyakit, serta fluktuasi harga. Selain itu, dengan pola ini distribusi tenaga kerja dapat lebih baik sehingga sangat berguna untuk daerah yang padat tanaga, luas lahan pertanian terbatas, serta modal untuk memberi sarana produksi juga terbatas. Dengan kata lain, usaha tani tumpang sari berarti meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan.

Antar-individu tanaman dan antar jenis tanaman yang diusahakan secara tumpang sari terjadi interaksi dalam mencari faktor tumbuh cahaya, air, dan unsur hara. Interaksi ini sering disebut dengan konpetisi (persaingan). Kompetisi akan lebih para jika salah satu jenis tanaman mengeluarkan zat beracun atau sebagai inang hama dan penyakit.Keragaman penyebaran serta aktivitas sistem perakaran juga menjadi penyebab kompetisi. Dengan begitu, persaingan tersebut sangat kompleks dan merupakan kumpulan dari semua proses yang mengakibatkan tidak meratanya penyebaran faktor tumbuh antar-individu tanaman. Memperhatikan faktor penyebab kompetisi dan untuk menghindari dampak negarif yang ditimbulkannya, pemilihan jenis tanaman yang diusahakan dalam tumpang sari merupakan langkah awal yang sangat penting.

Beberapa Istilah Penanaman

Berdasarkan hasil lokakarya pola tanam tanaman pangan pada tahun 1978, beberapa istilah pola tanam yang relevan untuk tanaman keras dapat diuraikan sebagai berikut.

  1. Diversifikasi tanaman yaitu usaha penanaman berbagai jenis dan varietas tanaman di sebidang lahan dengan tujuan memenuhi sebagian besar kebutuhan penanaman.

  2. Pola tanam (cropping pottern) yaitu susunan atau urutan tanaman di sebidang lahan selama periode waktu tertentu.

  3. Tumpang sari (intercropping) yaitu usaha penanaman lebihdari satu jenis tanaman yang ditanam dan tumbuh bersama di sebidang lahan dengan jarak tanam dan larikan yang teratur.

  4. Tanaman campuran (mixed cropping) yaitu usaha penanaman lebih dari satu jenis tanaman di sebidang lahan yang tumbuh bersama tanpa jarak tanam dan larikan yang teratur, tetapi tercampur secara acak.

  5. Tanaman sela (interculture) yaitu usaha penanaman tanaman semusim atau setahun di antara tanaman tahunan.

    (Sumber : Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Kakao, 2006)

    No comments: