Anda Pengunjung ke-

Thursday, March 6, 2008

1. Sistematika Tanaman Kakao

Kakao merupakan satu-satunya di antara 22 jenis marga Theobroma, suku Sterculiceae yang diusahakan secara komersial. Menurut Tjitrosoepomo (1988) sistematika tanaman ini sebagai berikut :

Divisi: Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub Kelas : Dialypetalae
Famili : Malvales
Ordo : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao L.

Beberapa sifat (penciri) dari buah dan biji digunakan sebagai dasar klasifikasi dalam sistem taksonomi. Berdasarkan bentuk buahnya, kakao dapat dikelompokkan ke dalam empat populasi yaitu cundeamor, criollo, amelonado, dan angoleta.
Menurut Cuatrecasas (1964) dikenal sub jenis kakao, yaitu Cacao dan Sphaerocarpum (chev.) Cuatr. Subjenis cacao mempunyai empat forma (taksonomi di bawah subjenis) seperti berikut.
  1. Forma Cacao. Anggotanya tipe Criollo dari Amerika Tegah. Bentuk biji bulat, keping biji (kotiledon) putih, dan mutunya tinggi.
  2. Forma Pentagonum. Hanya dikenal di Meksiko dan Amerika Tengah. Bij bulat dan besar, kotiledon putih, dan mutunya tinggi.
  3. Forma Leicarpum. Biji bulat atau montok (plum), kotiledon putih atau ungu pucat, dan mutunya tinggi. Klon-klon Djati Runggu (DR) termasuk forma ini.
  4. Forma Lacandonense. Dikenal di dekat Chiapas, Meksiko. Forma ini termasuk kakao liar.

Kakao lindak (bulk) yang telah tersebar laus di daerah tropika adalah anggota subjenis Sphaerocarpum. Bentuk bijinya lonjong (oval), pipih dan keping bijinya (kotiledon) berwarna ungu gelap. Mutunya beragam tetapi lebih rendah daripada subjenis cacao. Permukaan kulit buahnya relatif halus karena alur-alurnya dangkal. Kulit buah ini tipis tetapi keras (liat). Pertumbuhan tanamannya kuat dan cepat, daya hasilnya tinggi, dan relatif tahan terhadap beberapa jenis hama dan penyakit.

Menurut Cheesman (cit.Wood dan Lass, 1985) kakao dibagi tiga kelompok besar, yaitu criollo, forastero, dan trinitario. Sebagian sifat criollo telah disebutkan di atas. Sifat lainnya adalah pertumbuhannya kurang kuat, daya hasil lebih rendah daripada forastero, relatif gampang terserang hama dan penyakit. Permukaan kulit buah criollo kasar, berbenjol-benjol, dan alur-alurnya jelas. Kulit ini tebal tetapi lunak sehingga mudah dipecah. Kadar lemak dalam biji lebih rendah daripada forastero tetapi ukuran bijinya besar, bentuknya bulat, dan memberikan cita rasa khas yang baik. Lama fermentasi bijinya lebih singkat dari pada tipe forastero. Dalam tata niaga kakao criollo termasuk kakao mulia (fine-flavoured), sementara itu kakao forastero termasuk kelompok kakao lindak (bulk).

Kelompok kakao trinitario merupakan hibrida criollo dengan forastero. Sifat morfologi dan fisiologinya sangat beragam, demikian juga daya dan mutu hasilnya. Dalam tata niaga, kelompok trinitario dapat masuk dalam kakao mulia dan lindak, bergantung pada mutu bijinya.

(Sumber : Panduan Budidaya Tanaman Kakao, 2006)

No comments: