Anda Pengunjung ke-

Sunday, April 20, 2008

1. Prinsip Konservasi Tanah

Kegiatan konservasi tanah diperlukan dalam budidaya tanaman kakao karena curah hujan tidak dapat seluruhnya masuk ke dalam tanah. Namun, sebagian air hujan justru mengalir di atas permukaan tanah dan menyebabkan erosi. Pertanaman dengan tajuk yang rapat dan ditumbuhi tanaman penutup tanah, tingkat erosinya relatif kecil karena pukulan curah hujan tertahan oleh tajuk tanaman dan tanaman penutup tanah. Akibatnya, agregat tanah permukaan tidak hancur dan terangkut oleh aliran permukaan.

Di samping itu, adanya penutupan lahan bisa menambah suplai bahan organik yang berasal dari seresah tanaman dan dekomposisi bagian tanaman yang telah mati. Sistem perakaran yang telah mati dan terdekomposisi bisa meninggalkan saluran-saluran air di di dalam tanah. Adanya saluran air ini akan meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.

Lahan dengan penutupan tanah yang baik biasanya memiliki kapasitas infiltrasi yang relatif tinggi, sehingga sebagian besar air hujan yang jatuh di atas tanah dapat meresap ke dalam tanah. Sementara itu, air yang mengalir di atas permukaan tanah dan terjadinya erosi bisa diperkecil.

Pada habitat alami ekosistem hutan erosi biasanya tidak pernah terjadi karena kondisi hidrologi hutan sangat baik. Air hujan yang jatuh di lahan hutan mencapai permukaan tanah dengan energi potensial yang sangat kecil sehingga tidak menghacurkan agregat tanah. Di samping itu, akumulasi bahan organik di permukaan tanah, sistem perakaran, dan transpirasi aneka tumbuhan hutan menyebabkan lahan hutan sangat porous dan menyerap hampir seluruh air hujan yang jatuh ke tanah. Karena itu, ekosistem hutan alami jarang mengalami kerusakan tanah akibat erosi, kecuali terjadi gangguan dalam keseimbangan hidrologi hutan, seperti pembabatan hutan.

Kurangnya penutupan lahan dan menurunnya kapasitas infiltrasi akibat pembabatan tumbuhan hutan menyebabkan air hujan yang masuk ke dalam tanah berkurang, sedangkan air yang mengalir di atas permukaan tanah meningkat. Air yang mengalir di permukaan tanah ini akan mengangkut partikel-partikel tanah yang hancur karena tidak terlindung dari pukulan air hujan. Semakin intensif pengurangan penutupan lahan dan permukaan tanah, semakin besar juga aliran permukaan dan pengangkutan tanah. Akibatnya, tanah semakin rusak dan kurang mampu mendukung pertumbuhan tanaman di atasnya.

Analogi dengan mekanisme di atas, kerusakan tanah oleh erosi dapat terjadi di lahan yang dibudidayakan untuk tanaman pertanian. Kebijakan dalam mengelola lahan akan menentukan besarnya erosi dan kecepatan kerusakan tanah di lahan-lahan pertanian. Karena itu, pilihan komposisi pertanaman dan praktik bercocok tanam yang diterapkan atas suatu lahan sebaiknya mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air.

Sumber : Panduan Budidaya Tanaman Kakao, 2006

No comments: